Monday, June 17, 2013

MAYAT PREMAN BERKERINGAT DARAH DILIANG KUBUR



Telah banyak cerita tentang akibat buruk bagi orang yang senang melanggar larangan – larangan Allah.Begitu pula kisah tragis tentang
orangyang tidak pernah patuh terhadap perinta-NYA. Azab di akhirat telah jelas bagi orang – orang seperti itu, namun  azab nyata di dunia bias rupa berbeda  - beda.  Salah satunya adalah yang dialami oleh EMBONG (bukan nama sebenarnya). Ketika jasadnya hendak di makamkan , darah mengalir deras dari lubang pori – pori mayat pemabuk ini. Suatu peristiwa yang menyiratkan pelajaran berharga bagi kita yang masih hidup. Agar tidak terjebak dari perbuatan nista seperti yang dilakukan embong. Demikian kisahnya.
      Malam itu, salah satu terminal bus antar kota yang terletak di jakarta mulai terlihat sunyi. Namun, tiba – tiba kesunyian itu terusik dengan di temukan sesosok tubuh seorang pemuda. Pemuda yang di kenal dengan nama embong, di temukan tergeletak di jalur bus luar kota oleh Memet (bukan nama sebenarnya) dengan kondisi menggelepar – gelepar.Meski memet yang sehari – hari bekerja sebagai sopir bus itu mengenal embong sebagai preman yang sering meresahkan , namun ia tak segan memberikan pertolongan kepadanya. Hal ituia lakukan semata – mata karena merasa kasihan , apalagi ia tau bahwa embong berasal dari kampung yang sama dengan dirinya.

        Seraya berusaha memberikan prtolongan awal, memet mencoba sebisanya memijit – mijit beberapa bagian tubuh embong, dengan maksud agar meringankan rasa sakitnya. Ia pun tak lupa memanggil beberapa orang reka – rekannya, yang tidak lama kemudian mengurumuni lokasi ditemukannya pria itu.
    Salah seorang rekan memet melapor kepihak keamanan terminal,  tujuannya  ingin meminta bantuan agar embong segera di bawa kerumah sakit.      Namun dengan sinis, salah seorang aparat keamanan  ada yang mengatakan, “biarkan saja, tunggu sampai waktu kematiannya.”  Ungkapannya ini keluar ,mungkin karena aparat tersebut sudah sangat jengkel dengan prilaku embong.  Setelah sedikit di paksa,dan melihat kondisi embong sangat parah, akhirnya mereka mau membawanya kerumah sakit dengan menggunakan mobil operasional.
   Peristiwa itu tepatnya terjadi pada malam penghujung tahun 2013.  Ceritanya , hari itu aparat keamanan melakukan operasi rutin terhadap para preman yang berkeliarandi sekitar terminal.  Embong ikut tertangkap dalam operasi tersebut, tapi malam harinya ia di bebaskan kembali dengan tubuh lebam – lebam seperti habis di pukuli.
  Suhardi (bukan nama sebenarnya ) membenarkan hal tersebut .
  Ketika itu , embong  menghampiri dirinya yang sedang berpesta ikan bakar bersama teman – temannya  di komplek terminal.  Mendapati muka embong lebam – lebam, ia pun bertanya “kenapa kamu mbong,muka kamu kok bonyok begitu?,” Tanya suhardi.  “gue habis di pukulin aparat , tapi tidak apa kok, gue Cuma butuh istirahat sebentar ,”  jawab embong seolah tidak merasakan apa – apa.
  Tapi setelah itu,  embong mengeluh, merasa seluruh tubuhnya sakit ,   badannya  remuk redam, meskipun dari luar kelihatan tidak ada bekas – bekas penganiayaan yang mencolok.  Namun , sejurus kemudian embong menghilang lagi di telan kegelapan, tanpa sepengetahuan teman – temannya yang sedang asyik berpesta.  Dan tidak lama setelah itu,  ia di temukan  sedang sekarat tidak jauh  dari tempat pesta itu.
Mayat embong berkeringat darah
sampai di rumah sakit, embong  tidak langsung mendapatkan pertolongan. Awalnya,  pihak rumah sakit menolak embong untuk di rawat di sana,  alasannya karena tidak ada keluarga yang bertanggung jawab atas pembiyayaannya.
Namun karena kasihan, suhardi, yang juga seorang pengurus koperasiankutan bus kota, memberikan jaminan akan segera menghubungi pihak keluarganyayang tinggal di sebuah kampung di jawa barat. Baru setelah itu, pihak rumah sakit mau merawat embong.
Naas benar nasib pemuda ini, setelah seminggu dirawat  di rumah sakit,kondisinya tidak semakin  membaik, bahkan sebaliknya, ia menemui ajal di usia yang relative muda belia. Kedua orang tuanya yang sudah berhasil di hubungi,enggan menengok kondisinya. Pasalnya, mereka sudah kapok dengan kelakuan anaknya yang selalu merepotkan itu.  Berkali – kali mereka harus merogoh banyak uang  untuk mengeluarkan embong dari kantor polisi. Bahkan, suatu kali ada seorang oknum polisi yang meminta uang puluhan juta dengan alas an untuk menyelesaikan kasus kriminalnya.
Meski demikian, setelah di kabar kan bahwa anaknya meninggal di rumah sakit,kedua orang tua embong  dating untuk menjemput jenazahnya. Dengan ratapan tangis penuh penyesalan, mereka membawa jenazah embong untuk dikuburkan  di kampung halamannya.
  Suhardi ikut terlibat mengurus jenazah embong  dari semenjak di rumah sakit sampai mengantar ke kampung halamannya. Ketika dilaksanakan proses pemakaman, ia menyaksikan keganjilan. Darah yang semula  keluar  terus – menerus  dari mulut dan hidung embong telah berhenti  setelah ia meregang nyawa. Namun, ketika jenazahnya hendak di kuburkan, darah itu keluar kembali. Kali ini bukan dari mulut atau hidung, tapi merembes dari pori – pori sekujur tubuhnya.
Jenazah yang telah di bungkus rapih dengan kain kafan  putih itu, akhirnya bersimbah warna merah darah. Setelah di periksa, darah itu mengalir deras layaknya keringat yang bercucuran. Orang yang melihatnya terperanjat heran sekaligus merasa ngeri melihat kejadian tersebut. Namun, orang yang tau sejarah hitam kehidupan pemuda itu, Menganggap peristiwa tersebut sebagai azab yang di berikan oleh Allah.
Karena tak henti – henti mengucur, darah di sekujur tubuh embong tidak di bersih kan terlebih dahulu. Jenazah yang masih bersimbah darah itu langsung di kuburkan saja, seraya menyimpan sejuta tanda Tanya  bagi segenap keluarganya.